RasmAl-Qur'an adalah suatu bentuk tata cara penulisan dalam Ayat Al-Qur'an yang ditetapkan aturannya pada masa kekholifahan 'Usman Bin 'Affan. Istilah Rasm Al-Qur'an lahir bersamaan dengan lahirnya mushaf usman, yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri mana panitia penulisan Al-Qur'an tersebut adalah Zaid Bin Tsabit, Sa'aid bin Al-Ash, Abdulloh Bin Zubair, dan Abdurrohman Bin Al-Harist.
Thus, to Muslims, the Qur’an is not only the Speech of God, but it is a sign that is perfect, preserved, memorized on an unmatched scale, miraculous in its nature, impossible to imitate, universally beneficial for all societies, impactful on the heart and soul, contains no errors or contradictions, contains knowledge of the unseen world, predicted matters of the future, described
Model penulisan Al-Qur’an yang kemudian dikenal sebagai ilmu ar-rasm; 13 Lal. Ulumul Qur’an.., h. 6 al-Utsmani (ilmu rasm al-Qur’an) yang disinyalir oleh sebagian ulama sebagai dasar atau tonggak awal munculnya Ulumul Qur’an. Lalu pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib, lahn (kerancuan) dalam. bahasa dan berbahasa Arab semakin parah.
com/terjemah-tafsir-al-muyassar Terjemah Tafsir Al Muyassar disertai Mushaf Madinah. Nama Buku : Terjemah Tafsir Al Muyassar disertai Mushaf Madinah. Ukuran/Hal : cm / halaman. Berat: 500 gram. Harga : 100.000. Pemesanan: 0857 2745 2727. Buku ini cocok dibaca oleh seluruh kalangan, bahkan orang awam sekalipun.
The Al-Qur’an dan Terjemahnya have been revised for four times, namely in 1971, 1990, 2002 and 2019. The improvements were made at different times and by different teams, resulting in different characteristics in each edition. The Jamunu Edition (1965) was still seems very letterlijk (literal). Vernacular languages, especially that of Malay
Istilah Rasm dalam Ulumul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan Al-Quran yang digunakan oleh Utsman bin Affan dan Sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Sedangkan Al-Qur’an adalah bacaan atau kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantara Malaikat Jibril yang ditulis dalam mushaf-mushaf dan
26DaPa.
Uploaded byRIZKY FAREZA APRILIANSYAH 0% found this document useful 0 votes2 views8 pagesOriginal TitleMAKALAH RASM QURANCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes2 views8 pagesMakalah Rasm QuranOriginal TitleMAKALAH RASM QURANUploaded byRIZKY FAREZA APRILIANSYAH Full descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Makalah Tentang Rasm Al Qur'an B. Pengertian Rasm Al-Qur'an Rasm al-Quran yang disebut juga rasm utsmani ialah penulisan al-Qur'an oleh para sahabat dengan kaidah khusus yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Arab. Kaidah ini teringkas dalam enam kaidah; Al–Hadzf membuang,menghilangkan, atau meniadakan huruf. Contohnya, menghilangkan huruf alif pada ya’ nida’ يَََآَ يها النا س . Al-Ziyadah penambahan, seperti menambahkan huruf alif setelah wawu atau yang mempunyai hukum jama’ بنوا اسرا ئيل dan menambah alif setelah hamzah marsumah hamzah yang terletak di atas lukisan wawu تالله تفتؤا. Al-Hamzah, Salah satu kaidahnya bahwa apabila hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya, contoh ائذن . Badal penggantian, seperti alif ditulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata الصلوة. Washal dan fashl penyambungan dan pemisahan,seperti kata kul yang diiringi dengan kata ma ditulis dengan disambung كلما . Kata yang dapat di baca dua bunyi. Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi,penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu bunyinya. Di dalam mushaf ustmani,penulisan kata semacam itu ditulis dengan menghilangkan alif, contohnya,ملك يوم الدين . Ayat ini boleh dibaca dengan menetapkan alif yakni dibaca dua alif, boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakat yakni dibaca satu alif. C. Susunan Ayat Dan Surah Dalam Rasm Utsmani Dalam Al-Itqan, As-Suyuthi mengatakan bahwa berdasarkan Ijma dan nash-nash yang ada, susunan surat dan ayat dalam al-Qur'an adalah tawqifi. Ijma' tentang urutan ayat dan surat ini telah dinukil oleh sebagian besar ulama, diantaranya adalah Az-Zarkasyi dalam kitab "Al-Burhan", dan Abu Ja'far bin Zubair dalam kitab "Al-Munasabat". Sedangkan dari nash diantaranya adalah hadits riwayat Zaid bin Tsabit, ia berkata كنا نؤلفُ القرآن من الرِّقاع "Kami menulis al-quran dari riqa', yakni mengumpulkannya untuk menertibkannya" Dan banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan. Nama surat juga tawqifi. Dalilnya ialah hadits Muslim dari Abuh Hurairah ان البيت الذى تقرأ فيه البقرة لا يدخله شيطان "Sesungguhnya rumah yang dibacakan surat al-Baqarah tidak akan kemasukan syetan". HR. Muslim Ulama yang mengatakan bahwa urutan surah bukan tawqifi, tetapi hasil ijtihad para sahabat menggunakan dalil dari hadits riwayat Muslim dari Hudzaifah yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW dalam sebuah shalat pada rakaat pertama membaca surat An Nisa dan pada rakaat kedua membaca surat Ali Imran. Ini membuktikan bahwa urutan surat dalam al-Qur'an adalah hasil ijtihad para sahabat, seperti yang dikatakan al-Qadli 'Iyadl. D. Perbedaan Ulama Tentang Kedudukan Rasm Utsmani Mushaf-mushaf yang dikirim Utsman ke seluruh penjuru negeri yang disebut sebagai rasm utsmani, adalah mushaf yang wajib diikuti berdasar kesepakatan para ulama, meskipun kita tidak begitu mengerti apa hikmah dibalik perbedaan metode penulisan Rasm Utsmani dengan kaidah-kaidah penulisan dalam bahasa Arab. Hukum wajib ini bukan tanpa alasan. Menurut sebagian ulama rasm utsmani telah disepaki oleh 12000 sahabat. Kesepakatan ini menjadikan sebuah kewajiban bagi kita untuk ittiba'. Rasulullah SAW memerintahkan kita berpegang teguh terhadap sunnah beliau dan sunnah-sunnah khulafa'ur rasyidin. Imam Al-Baihaqi dalam kitab haditsnya "Syu'bul Iman", mengatakan bahwa hendaknya kita membaca dan menulis Al-Qur'an sesuai dengan apa yang telah ditulis para sahabat. Karena mereka lebih banyak ilmunya, lebih benar hati dan lisannya, dan lebih besar amanahnya. Syeikh Abduraahman bin Al-Qadli al-Magrabi mengatakan bahwa hukum menulis al-Qur'an tidak sesuai dengan rasm utsmani adalah haram. Alasan yang dijadikan dalil memperbolehkan penulisan Al-Qur'an yang tidak sesuai dengan rasm utsmani berupa ketidak mengertian kalangan awam atas rasm utsmani dan akan mengakibatkan mereka keliru dalam membaca al-Qur'an dan alasan-alasan yang lain, adalah alasan yang tidak dapat diterima karena ini bertentangan dengan apa yang telah disepakati oleh sebagian besar sahabat dan para ulama sesudahnya. Jika ditanya, mengapa kita tidak memakai mushaf Abu Bakar saja, padahal mushaf tersebut ada sebelum mushaf utsman? Jawabannya adalah bahwa mushaf Abu Bakar mengumpulkan ketujuh wajah qira'ah di mana di dalam penulisannya mengakibatkan adanya perbedaan antar satu qira'ah dengan qari'ah yang lain, untuk menghindari kerancuan. Lagi pula mushaf Abu Bakar telah sirna karena ikut tercuci saat Hafshah binti Umar ummul mukminin meninggal. Sedangkan mushaf utsman dinukil dari mushaf Abu Bakar yang hanya menuliskan satu qiraah yakni qiraah dengan dialek bahasa bangsa Quraisy. E. Rasm Utsmani Diantara Qira'ah-Qira'ah Yang Lain Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Abbas, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda أقرأنى جبريل على حرف فراجعته فلم أزل أستزيد ويزيدني حتى انتهى إلى سبعة أحرف "Jibril membacakan kepadaku satu huruf bacaan al-Qur'an lalu saya mengikutinya. Tidak henti-hentinya saya memintanya mengulangi. Dan dia mengulanginya hingga sampai tujuh macam bacaan". HR. Bukhari. Hadits ini adalah dalil bahwa Al-Qur'an memang diturunkan dengan tujuh macam qira'ah. Ketujuhmacam qiraah tadi adalah shahih berdasar pengajaran Jibril kepada Rasulullah dan ketujuh macam qiraah tadi juga disampaikan semuanya kepada sahabat. Sebagaimana dijelaskan di atas mengikuti rasm utsmani adalah wajib. Hukum wajib ini akan bertentangan dengan status shahih dari qiraah yang lain dan bisa mengharamkan qiraah sahih dan mutawatir lain yang tidak sesuai dengan rasm utsmani. Syeikh Muhammad Ali Ad Dlibagh mengatakan bahwa, rasm utsmani adalah salah satu rukun dari rukun-rukun ketujuh qira'ah al-Qur'an, maka setiap qira'ah sama sekali tidak bertentangan dengan rasm utsmani. Beliau menambahkan bahwa ketika seseorang menulis al-Qur'an yang di dalamnya ada qiraah yang berbeda dan harus menggunakan tulisan yang berbeda pula, maka yang harus dilakukan menulisnya sesuai dengan rasm utsmani lalu memberinya harakat atau tanda-tanda lain, sehingga ia tidak dikatakan menyalahi mushaf utsmani. Sebab yang diharuskan mengikuti rasm utsmani ialah hanya bentuk penulisan. F. Pendapat Ulama Tentang Status Tawqifi Pada Rasm Utsmani Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini. Sebagian mereka berpendapat bahwa rasm utsmani adalah tauqifi, dan diajarkan oleh rasulullah SAW. Hal ini berdasarkan riwayat bahwa Rasulullah membacakan ayat al-Quran di hadapan Zaid bin Tsabit untuk ditulis imla', seperti penulisan واخشوني dengan menggunakan ya' pada surat Al-Baqarah dan tanpa ya' dalam surat Al-Maidah. Contoh-contoh lain banyak di dalam al-Quran, yang semuanya disaksikan sekelompok besar sahabat. Semua dasar itu membuktikan rasm al-Qur'an adalah tawqifi bukan hasil hasil ijtihad para sahabat. Alasan lain adalah sudah ditulisnya al-Qur'an sejak zaman Rasulullah SAW, meski tidak terkumpul dalam satu tempat dan urutan surat yang belum ditertibkan. Pendapat yang mengatakan rasm utsmani bukan tauqifi melainkan hasil ijtihad sahabat memberikan alasan sebagai berikut Rasulullah adalah seorang ummi, tidak bisa membaca dan menulis, meskipun ini merupakan mukjizat bagi beliau. Zaid bin Tsabit tidak akan berbeda pendapat dengan sahabat yang lain pada kalimah التابوت apakah ditulis dengan ta' atau ha' tak ta'nits, hingga akhirnya sampai ke telinga Utsman dan beliau memerintahkan menulisnya dengan ta'. Jika rasm utsmani tawqifi, maka tidak akan terjadi perbedaan diantara mushaf-mushaf yang beliau kirim ke berbagai daerah. Jika tawqifi, maka Imam Malik tidak akan memperbolehkan penulisan al-Qur'an untuk bahan pelajaran anak-anak yang tidak sesuai dengan rasm utsmani Meskipun para ulama ini mengatakan demikian, bukan berarti berika meremehkan para sahabat penulis al-Qura'n, menganggap mereka telah berbuat teledor atau menganggap mereka bodoh dan tidak paham akan kaidah-kaidah penulisan bahasa Arab, seperti yang didengungkan para orientalis atau kaum Syiah yang menganggap para sahabat penulis al-Qur'an telah berkhianat dengan melakukan tahrif dan taghyir pada al-Qur'an serta membuang banyak ayat al-Qur'an diantaranya adalah ayat yang menjelaskan keberhakan 'Ali bin Abi Thalib atas kursi khalifah sesudah Rasulullah SAW. Ingatlah Allah menjamin Al-Quran melalui firmanNya إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون "Sesunggunya kami telah menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya kami akan melindunginya". G. Usaha Ulama dalam menerjemahkan Gaya Penulisan Mushaf Banyak para ulama yang berusaha menerjemahkan gaya penulisan mushaf utsmani yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan arab yang baku. Banyak alasan-alasan dan hikmah-hikmah yang mereka kemukakan dibalik tulisan mushaf itu. Namun hal ini hanya sebagai penghibur dan pemanis, karena alasan-alasan dan hikmah itu diciptakan jauh sesudah para sahabat wafat, dimana mereka meninggalkan rasm yang tidak diketahui hikmahnya dan tidak dipahami petunjuknya, tanpa memandang alasan-alasan nahwiyah atau sharfiyah yang sudah tercipta. Diantara hikmah-hikmah itu ialah Pembuangan alif dalam بسم الله adalah untuk mempermudah dan meringankan, karena sering digunakan. Ada yang mengatakan bahwa karena alif dibuang maka sebagai petunjuk pembuangan alif, awal penulisan ba' dibuat panjang. Pembuangan wawu pada ayat يمح الله الباطل berfungsi sebagai petunjuk akan cepat hilangnya kebatilah. Penambahan ya' pada والسماء بنينها بإييد berfungsi untuk membedakan lafadz أيدي yang bermakna kekuatan dan yang bermakna tangan. Penambahan Alif pada لا اذبحنه berfungsi sebagai petunjuk bahwa penyembelihan tidak terjadi, seolah-olah لا dalam ayat itu adalah nafiyah. H. Penambahan Titik dan Harokat Titik dan harokat pada zaman sebelum Islam tidak dikenal, begitu pula saat munculnya rasm utsmani. Ketika agama Islam tersebar bukan hanya ke wilayah Arab saja, maka terjadi kesalahan dalam pembacaan al-Qur'an oleh orang-orang non Arab. Orang yang memprakarsai pertama kali penambahan harokat, titik, tanda waqaf dan tanda-tanda yang lain seperti yang kita kenal saat ini adalah Gubernur Mekah Al-Hajjaj Yusuf Ats Tsaqafi, gubernur dzalim pada zaman khalifah Abbasiyah Abdul Malik bin Marwan. Dialah yang telah membunuh banyak ulama dan sahabat dan menghancurkan Ka'bah.
0% found this document useful 0 votes1 views10 pagesOriginal TitleMakalah Rasm al-Qur'anCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1 views10 pagesMakalah Rasm Al-Qur'anOriginal TitleMakalah Rasm al-Qur'anJump to Page You are on page 1of 10 BAB Belakang Upaya pemeliharaan al-Qur’an pada masa Nabi SAW mulaidilakukan, baik secara hafalan seperti yang dilakukan oleh Nabi sendiri dandiikuti juga para sahabatnya, maupun secara penulisan yang dilakukan oleh para sahabat pilihan atas perintah Nabi Muhammad SAW. Rasmul qur’an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu al-Qur’anyang mempelajari penulisan Mushaf al-Qur’an yang dilakukan dengan carakhusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasmul Qur’an dikenal juga dengan nama Rasm Utsmanlil Mushaf penulisan mushaf Utsmani adalah Suatu metode khusus dalam penulisan Al-Qur’an yang di tempuh oleh Zaid bin Tsabit bersama tigaorang Quraisy yang di setujui oleh Utsman Affan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran meluasnya perbedaan pendapat antara kaum muslim tentang penulisan dan bacaan Al-Qur’anyang benar. Terutama setelah wilayah khilafah islamiyah semakin meluas keutara. Umat islam pada masa itu mengikuti qiraah sahabat yang berbeda- beda. Perbedaan Qiraah menjadi permasalahan bagi sebagian umat islamyang tidak mengerti dan tahu bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam beberapaversi Qira’ah. Kekhawatiran Utsman dapat terbaca jelas dalam pidatonya “Anda Semua yng dekat denganku berbeda pendapat, apalagi orang-orang yang bertempat jauh denganku, mereka pasti lebih jauh berbeda lagi” Riwayat Daud.Khalifah Usman bin Affan memerintahkan untuk membuat sebuahmushaf Al-Imam, dan membakar semua mushaf selain mushaf pada zaman Usman bin Affan kekuasaaan Islam telah tersebar meliputi daerah-daerah selain Arab yang memiliki sosio kultur yang Anshori, Ulumul Qur’an Jakarta Cetakan ke-1, 2013, 81. Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an Jakarta Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ketujuh, 2012, 150. berbeda. Hal ini menyebabkan percampuran kultur antar daerah. Sehinggaditakutkan budaya arab murni termasuk di dalamnya lahjah dan cara bacaanmenjadi rusak atau bahkan hilang tergilas budaya dari daerah yang paling ditakutkan adalah rusaknya budaya orang arab akanmenyebabkan banyak perbedaan dalam membaca Al-Qur’ adalah tulisan yang dinisbatkan kepada Sayyidina Istilah ini muncul setelah selesainya penyalinan al-Quran yangdilakukan oleh tim yang dibentuk Ustman pada tahun 25 Hijriyah. ParaUlama Mengistilahkan cara penulisan ini dengan “Rasmul Utsmani’. Yangkemudian dinisbatkan kepada Amirul Mukminin Ustman ulama yang berbeda pendapat tentang penulisan ini, ada yang berpendapat bahwa tulisan tersebut bersifat taufiqi ketetapan langsung dariRasulullah , mereka berlandaskan riwayat yang menyatakan bahwaRasulullah menerangkan kepada salah satu Kuttab juru tulis wahyu yaituMu’awiyah tentang tata cara penulisan wahyu. diantara Ulama yang berpegang teguh pada pendapat ini adalah Ibnu al-Mubarak dalam kitabnya“al-Ibriz” yang mengutip perkataan gurunya “ Abdul Aziz al-Dibagh” ,“bahwa tulisan yang terdapat pada Rasm Utsmani semuanya memilikirahasia-rahasia dan tidak ada satupun sahabat yang memiliki andil, sepertihalnya diketahui bahwa al-Quran adalah mu’jizat begitu pula tulisannya”. Namun disisi lain, ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa, RasmulUstmani bukanlah tauqifi, tapi hanyalah tata cara penulisan al-Quran saja. B. Rumusan Masalah pengertian dan sejarah Rasm Al-Qur’an? Hukum dan Kedudukan Rasm Al-Qur’an? saja kekeliruan dalam penulisan? susunan Ayat dan Surat Rasm utsmani? BAB II Manna’ Khalil al-Quttan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an Bogor, PT Pustaka Litera Antarnusa Cetakan Ke-18, 2013,213. Ibid,. 214. PEMBAHASANA. Pengertian dan Sejarah Rasm Al-Qur’an Rasm berasal dari kata سر مُ سي َمَ سَر , artinya menggambar atau melukis. Kata rasm ini juga biasa diartikan sebagai sesuatu yangresmi atau menurut aturan. Jadi Rasmil Qur’an berarti tulisan atau penulisan Al-Qur’an yang mempunyai metode-metode tertentu . Rasm Al-Qur’an atau Ar-Rasm Al-Utsmani lil Mushaf penulisan mushaf Utsmaniadalah Suatu metode khusus dalam penulisan Al-Qur’an yang di tempuholeh Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang di setujui olehUtsman. Rasmul al-Qur’an yaitu Penulisan Al-Qur’an yang dilakukan oleh 4sahabat yang dikepalai oleh Zaid bin Tsabit, dibantu tiga sahabat yaitu Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, dan Utsman bin Affan yang dilatar belakangioleh saran dari Umar bin Khattab kepada Abu Bakar, kemudian keduanyameminta kepada Zaid bin Tsabit selaku penulis wahyu pada zamanRasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam untuk mengumpulkan menulis Al-Qur’an karena banyaknya para sahabat dan khususnya 700 penghafal Al-Qur’an syahid pada perang Yamamah. Metode khusus dalam Al-Qur’an yang digunakan oleh 4 sahabat yaituZaid bin Tsabit, Ubay ibn Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan bersama disetujui oleh khalifah Utsman. Istilah rasmul Qur’an diartikansebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dansahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Yaitumushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari, Mus bin zubair,Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an Jakarta Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ketujuh, Februari 2012, 150. Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an / Tafsir Jakarta Bulan Bintang, Cetakan ketigabelas, Tahun 1990, 83-86. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
100% found this document useful 2 votes2K views10 pagesOriginal TitleMakalah Rasm Al-Qur'an Aminah.docxCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes2K views10 pagesMakalah Rasm Al-Qur'an AminahOriginal TitleMakalah Rasm Al-Qur'an Aminah.docxJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
makalah rasm al qur an